Jumat, 06 November 2009

atasi stres



Banyak faktor yang memacu timbulnya stres, beberapa faktor sering kali berhubungan dengan perubahan dalam hidup. klo kita menanggapi stres dengan cemas, tegang, atau gelisah, akibatnya tidak hanya akan mengganggu mental, tapi juga fisik seperti denyut jantung menjadi sangat cepat, napas terengah-engah, serta mulut menjadi kering.

Atasi stres dengan perawatan sendiri bisa dilakukan dengan cara:

* Belajarlah santai. Teknik imajinasi terarah, meditasi, mengendurkan otot, dan bernapas dengan rileks akan membuat santai hal tersebut dapat menurunkan detak jantung dan tekanan darah.
* Diskusikan masalah dengan teman yang bisa dipercaya. berdiskusi akan mengurangi ketegangan dan menempatkan masalah dalam perspektif yang benar dan mengambil jalan keluar yang baik
* Rencanakan pekerjaan selangkah demi selangkah. Mulai dari yang kecil
* Kendalikan amarah. Amarah perlu dikeluarkan tetapi hati-hati. “hitung sampai 10″ agar amarah yang keluar terkendali.
* Melepaskan diri. Mengubah derap hidup bisa menumbuhkan harapan hidup.
* Bersikap realistis. Buat target realistis, buat prioritas. Konsentrasi pada hal penting. tapi kalau target anda terlalu tunggi , anda akan kecewa kalau sampai gagal.
* Jauhi hal-hal yang menyimpang, akdang kita lari ke obat-obatan atau alkohol demi merasa lega. cara itu tidak menyelesaikan masalah. Itu bisa makin terpuruk.
* Cukup tidur, olahraga, dan makan makanan yang bergizi. Tubuh yang sehat menghasilkan pikiran yang sehat .
* Cari bantuan. Segera minta bantuan dokter, psikolog maupun psikiater bila mengalami stres yang memeng anda tak bisa mengatasinya sendiri.

penyakit berbahaya di taun ini 2009 .. hati hati lho !!!

Rekan-rekan semua, pada jaman yang serba canggih ini, di telusuri ada 4 jenis penyakit berbahaya yang akan tampil di tahun 2009 :

1. Ogah Prihatinis

Penyakit yang disebabkan oleh virus SSG (Suka Suka Gue) ini gampang menyerang pada anak-anak remaja, tetapi kalau tidak hati-hati orang tua pun bisa kena.

Gejala-gejalanya :
路 biasanya nafsu makan tinggi, badan cepat besar, bongsor, gemuk dan bawaannya pingin happy-happy, senang-senang melulu, dan ogah menderita.
路 malas, lesu dan badan mudah capek dalam bekerja atau belajar, maka biasanya pasien menjadi lebih suka menonton dari pada membaca dan bermain daripada belajar atau bekerja.
路 Sebagai akibatnya daya tahan tubuh turun, mudah ngantuk, mudah lupa dan akan menaikkan kadar kolestrol.

Penyakit ini susah disembuhkan. Sampai sekarang ini belum ada obat yang manjur untuk mengatasinya. Ini sangat merepotkan keluarga, guru, romo, bahkan Tuhan pun pusing! (pasangan hidup pusing!)



2. Gila Hartanitis

Penyakit ini disebabkan oleh virus HUV (Hidup Untuk Verut). Biasanya menyerang kaum dewasa yang sudah bekerja, alias tahu duit.Lebih ganas daripada Anjing Gila atau Sapi Gila.

Gejala-gejalanya :

Mata menjadi hijau (alias mata duitan !)
Tenggorokan kering dan terasa haus terus (haus uang, haus barang, haus sukses dll.)
Susah tidur, otak berputar-putar terus!

Pasien ini hanya bisa tidur 3-4 jam saja sehari.

Kalau sudah parah, penyakit ini akan membuat pasiennya hilang ingatan. Maka perlu cepat-cepat dilarikan ke gereja atau tempat-tempat ziarah. Jika perlu, setelah konsultasi dengan dokter, boleh juga diminta opname di rumah retret.


3. Gengsianitis

Penyakit ini menyerang segala umur, dari anak-anak sampai oma-oma. Penyakit ini ditularkan dari mulut ke mulut, dan juga lewat layar kaca. Penyebab belum terdeteksi, nampaknya asli dari dalam diri sendiri, bahkan setan pun kagak tahu.

Gejala-gejalanya :
路 Kepala mendongak ke atas, wajah menyeramkan, dan gampang marah, karena penyakit ini menyerang otak pengendali rasa malu dan menaikkan kadar trombongsit sehingga pasien akan merasa lebih dari yang lainnya.
路 Khusus untuk pasien berumur muda, penyakit ini membuat pasien alergi terhadap terik matahari, suka yang halus2 saja, serta diem di ruang ber-AC, berjam jam di salon, doyan jamu-jamu, lotion, dan segala perawatan tubuh. Kalau sudah parah, penyakit ini bisa sungguh amat sangat menakutkan. Pasiennya gampang lupa, lupa pada dirinya, lupa pada temannya dan lupa pada PenciptaNya.


4. Shopping Syndrome

Penyakit ini biasa menyerang kaum wanita, terutama umur 25-55 tahun.

Gejala-gejalanya:
路 Kalau melihat baju dan sepatu baru, mata susah berkedip, wajah berbinar-binar, tangan gemetaran dan mulut ngiler.
路 Kaki tak bisa diam, tak betah di rumah, dan pingin keluyuran melulu ke mall dan supermarket. Kalau sudah parah, penyakit ini tidak tanggung-tanggung serangannya. Stadium 2 : dompet sendiri. Stadium 3 : dompet teman alias ngutang. Stadium 4 : dompet suami bisa amblas.

gimana ya cara jadi penulis ??

“Bagaimana Cara Menjadi Penulis?”

April 24, 2009
Filed under: Dunia Penulisan, Motivasi, kiat sukses

Boleh dibilang, ini termasuk salah satu “pertanyaan sejuta umat” di dunia penulisan.

Sejak beberapa bulan lalu, banyak sekali teman yang bertanya pada saya, “Bagaimana caranya agar saya menjadi penulis?” Banyak pula yang meminta tips atau kiatnya.

Karena banyaknya pertanyaan itulah, dan karena saya orangnya malas mengulang-ulang jawaban yang sama, maka saya akan coba tulis di sini jawabannya.

* * *

belajar menulisLangkah-Langkah Menjadi Penulis

Untuk menjadi penulis, yang harus Anda lakukan hanyalah satu hal: MENULIS!

Ya, sangat gampang, bukan? Menulislah!

.
“Lho, saya kan bukan penulis?”

Siapa bilang? Coba baca dulu DEFINISI PENULIS di sini dan di sini.

.
“Apa yang harus saya tulis?”

Mulailah menulis dengan tema/topik yang paling Anda sukai dan minati. Tulislah hal-hal yang paling dekat dengan keseharian Anda. Ini akan membuat Anda lebih lancar dalam menulis, sebab Anda SANGAT menguasai hal-hal yang sedang Anda bahas.

.
“Lalu saya harus menulis di mana?”

Ya, di mana saja. Di buku harian, di atas kertas, di handphone, di blog, di mana saja yang Anda inginkan.

.
“Bagaimana caranya?”

Mulailah menulis secara spontan. Secara bebas. Kiat Menulis Bebas, itu intinya.
Saya menyebutnya sebagai teknik menulis “Otak Kanan Dulu Baru Otak Kiri”.

global warming ???? apa dan mengapa

Global Warming – Apa dan mengapa

global_warming.gifSejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh? Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?

Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?

Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.

Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).

Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.

Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.

Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.

Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 – yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.

Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi ‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak sesederhana itu.

Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).

Hasil perhitungan perkiraan agen pendorong terjadinya pemanasan global dan mekanismenya (kolom satu), berdasarkan pengaruh radiasi (Radiative Forcing), dalam satuan Watt/m^2, untuk sumber antropogenik dan sumber yang lain, tanda merah dan nilai positif dari kolom dua dan tiga  berarti sumbangan pada pemanasan, sedangkan biru adalah efek kebalikannya. Kolom empat menyatakan dampak pada skala geografi, sedangkan kolom kelima menyatakan tingkat pemahaman ilmiah (Level of Scientific Understanding), Sumber: Laporan IPCC, 2007.
Hasil perhitungan perkiraan agen pendorong terjadinya pemanasan global dan mekanismenya (kolom satu), berdasarkan pengaruh radiasi (Radiative Forcing), dalam satuan Watt/m^2, untuk sumber antropogenik dan sumber yang lain, tanda merah dan nilai positif dari kolom dua dan tiga berarti sumbangan pada pemanasan, sedangkan biru adalah efek kebalikannya. Kolom empat menyatakan dampak pada skala geografi, sedangkan kolom kelima menyatakan tingkat pemahaman ilmiah (Level of Scientific Understanding), Sumber: Laporan IPCC, 2007.

Dari gambar terlihat bahwa karbon-dioksida adalah penyumbang utama gas kaca. Dari masa pra-industri yang sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada tahun 2005. Angka ini melebihi angka alamiah dari studi perubahan iklim dari masa lalu (paleoklimatologi), dimana selama 650 ribu tahun hanya terjadi peningkatan dari 180-300 ppm. Terutama dalam dasawarsa terakhir (1995-2005), tercatat peningkatan konsentrasi karbon-dioksida terbesar pertahun (1,9 ppm per tahun), jauh lebih besar dari pengukuran atmosfer pada tahun 1960, (1.4 ppm per tahun), kendati masih terdapat variasi tahun per tahun.

Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es). Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu tahun (320 – 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb – 319 ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global.

Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada pemanasan global.

Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa memang manusia yang berperanan bagi nasibnya sendiri, karena pemanasan global terjadi akibat perbuatan manusia sendiri. Lalu bagaimana dampak Global Warming bagi kehidupan? Alur waktu prediksi dan dampak dari perspektif sains dapat dibaca pada bagian kedua tulisan ini.